
“Anaknda yang budiman, untuk menjawab pertanyaan anaknda, guru punya sebuah cerita. Cobalah anaknda simak dan resapi untuk menemukan jawabannya,” kata gurunya.
“Anakku, tersebutlah ada seorang pemuda yang punya cita-cita menjadi seorang Punggawa Kerajaan. Untuk mewujudkan cita-citanya, pemuda tersebut telah mempersiapkan diri sejak anak-anak dengan belajar yang tekun dan penuh disiplin hingga sampailah saatnya dimana ia harus mengajukan lamaran untuk dapat diterima sebagai punggawa kerajaan A. Ketika keluar ruangan pejabat personalia kerajaan kelihatan raut wajahnya agak bersedih. Dia terlihat berjalan dengan langkah lunglai dengan kepala tertunduk lesu menuju sebuah taman yang berada didepan istana kerajaan. Sebentar kemudian ia terduduk di pojokan taman sambil menghela napas panjang. Kegiatan itu diulangnya berkali-kali, seakan dia tidak tahu apa yang semestinya diperbuat.
Dalam lamunnya ditengah kekecewaan hatinya, tanpa disengaja pandangan matanya tertuju pada seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya diantara ranting sebatang pohon tempat duduk si Pemuda. Dengan perasaan kesal, si Pemuda menumpahkan kekecewaannya dengan merusak sarang laba-laba tersebut menggunakan sebuah ranting tanaman yang kebetulan ada didekatnya.
Dengan rusaknya sarang laba-laba tersebut, seakan tersalurkan sedikit kekesalan si Pemuda tersebut. Pemuda tersebut terus mengamati ulah laba-laba yang rumahnya baru saja dirusaknya. Dalam hati dia ingin tahu kira-kira apa gerangan yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya dirusaknya ? Apakah laba-laba akan pergi sejauh-jauhnya, atau justru sebaliknya kembali untuk membuat sarang yang baru ? Rasa penasaran itu rupanya segera terjawabankan. Tak lama kemudian si laba-laba tampak kembali ke tempatnya semula. Laba-laba itu mulai secara perlahan merayap-merajut sarangnya. Setiap helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar dan tanpa kenal lelah hingga sarang barunya terselesaikan.

Sungguh diluar dugaannya, ternyata, untuk ketiga kalinya, laba-laba mengulang kembali kegiatannya dari awal. Dengan bersemangat laba-laba kembali merayap-merajut setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya membuat sarangnya hingga selesai.
Melihat dan mengamati ulah laba-laba tersebut dalam membangun sarang yang telah hancur untuk ketiga kalinya, saat itulah si pemuda sadarkan diri. Ternyata berapa kalipun sarang laba-laba dirusak dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. Semangat binatang yang begitu kecil dilihat dari ukuran tubuhnya ternyata mempunyai tekad yang kuat untuk selalu giat bekerja tanpa mengenal lelah, akhirnya telah membuka kesadaran si pemuda.
Pemuda tersebut sepertinya merasa malu akan dirinya sendiri, kalah semangat dengan seekor laba-laba. Hanya karena lamarannya ditolak kepala personalia kerajaan untuk pertama kalinya, membuat si pemuda frustasi berat ! Melihat semangat pantang menyerah laba-laba, pemuda itupun berjanji dalam hati “Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran!” Segera si Pemuda bangkit dan bertekad kuat untuk berusaha lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai dari awal lagi tanpa putus asa.
Demikianlah akhir cerita itu Anaknda, sesungguhnya mengalami kegagalan bukan berarti kita harus menyerah, apalagi putus asa. Sebab, sebenarnya dengan kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin. kegagalan harusnya mulai kita pandang dari sudut yang berbeda.
Kita gagal bukan berarti kita tidak sukses. Seperti kata pepatah yang sering kita dengar : “Kegagalan adalah bagian kecil dari proses sebuah kesuksesan atau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda”.
Kegagalan yang kita alami justru merupakan sarana menimba pengalaman dan sarana belajar untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan.
Selama kita masih memiliki tujuan yang menggairahkan untuk dicapai, tidak pantas kita patah semangat ditengah jalan. Pada kenyataannya tidak ada sukses yang tercipta tanpa melewati kegagalan.
Jangan takut gagal ! Siap bangkit! Raih Kesuksesan!
Mari berguru pada si Laba-Laba sebagaimana yang Guru ceritakan barusan.
Namaste.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar