
“anaknda, terkait dengan apa yang anaknda tanyakan, brahmana punya sebuah cerita yang mungkin bisa membantu anaknda mencari jawaban atas apa yang anaknda pikirkan. Diceritakan ada seorang ibu yang memiliki dua orang anak. Karena ditinggal suaminya, ibu ini bersusah payah merawat dan membesarkan kedua putranya hingga tumbuh dewasa dan menjadi pengusaha yang sukses. Putranya yang sulung sukses menjadi pengusaha es dan putranya yang bungsu sukses menjadi pengusaha payung. Kesuksesan kedua putranya ini tidak serta merta membuat bahagia sang ibu. Sang ibu yang sangat menyayangi kedua putranya ini tidak bisa melihat salah satu dari kedua putranya ini menderita. Karena itu sang ibu rajin sekali pergi ke Pura untuk bersembahyang mendoakan kedua putranya.
Di Pura sang ibu berdo’a sambil menangis sesengukan memohon agar anaknya dikaruniai rejeki. Hal ini menarik perhatian Pak Mangku pura untuk mengetahui lebih jauh terkait kesedihan sang ibu. Dengan perasaan iba Pak Mangku pura berusaha mendekatinya dan menanyai mengapa setiap sembahyang ke pura sang ibu selalu menangis. Adakah yang bisa saya bantu, kata pemangku pura.

Setelah mendengarkan jawaban sang ibu tersebut, Pak Mangku terdiam sejenak kemudian berkata “ibu, disaat musim hujan cobalah ibu berpikir bahwa penjualan payung putra bungsu ibu laku keras sehingga dapat banyak uang dan bisa menabung untuk persediaan hidup dimusim kemarau tiba. Sementara disaat musim kemarau bukankah pemasaran es putra sulung ibu laku keras sehingga dapat banyak uang dan juga bisa menabung untuk berjaga-jaga dimusim hujan tiba.
Mendengar penjelasan Pak Mangku Pura, sang ibu bagai terjaga dari tidurnya. Dia baru menyadari akan kekeliruannya selama ini. Bukankah anak-anaknya telah menjadi pengusaha yang sukses. Karena itu kini setiap kali sang ibu sembahyang ke pura tidak lagi bersedih dan dalam do’a nya selalu bersyukur atas rejeki yang telah dianugrahkan Ida Sanghyang Widhi kepada dirinya dan putra-putranya.
Anaknda, kebahagiaan dan penderitaan. Senang dan susah, gembira dan sedih yang dirasakan seseorang itu bisa berubah-ubah tergantung sudut pandang dan pikiran kita. Manusia memang kadang-kadang hanya melihat keadaan dari sisi yang negative dan yang merugikan saja. Akibatnya manusia menjadi lupa bersyukur dan menjadi korban dari cara pandang yang sempit dan dangkal. Segala sesuatu yang dipandang negative itu akan mempengaruhi pola pikir sehingga yang negative menutupi hasil lain yang lebih positif.

Karena itu kita perlu mengubah pola pikir kita. Kita harus melihat dari berbagai sisi kehidupan. Bahwa roda kehidupan selalu berputar. Saat mengalami masalah atau kegagalan kita perlu mengingat masa dimana kita pernah berhasil. Dengan begitu, semangat kita akan terus menyala untuk membangkitkan diri kita dari keterpurukan mental.
Bila kita mampu melihat sisi yang positif dari setiap situasi yang muncul. Semua yang tadinya gelap bisa menjadi terang. Yang tadinya negative akan berubah menjadi positif. Perasaan yang cemas dan gelisah akan berubah menjadi sesuatu yang menggembirakan sesungguhnya dalam menghadapi semua situasi yang berubah terus menerus, selama kita mamiliki kebijakan dan kekayaan mental dalam menghadapi semua itu niscaya kita akan menjadi pemenang yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar