30 Maret 2009

DEWA = MALAIKAT ?

Sepintas pengertian Dewa yang dikenal dalam masyarakat Hindu sepertinya sama dengan Malaikat yang dikenal pada kelompok agama Abrahamik. Malaikat dibuat oleh Tuhan dari Sinar/Cahaya, sedangkan Dewa berasal dari bahasa Sansekerta “Div” yang artinya cahaya atau Sinar.

Samakah Dewa dengan Malaikat ?

Dewa dan malaikat tidak sama. Malaikat (bhs Inggris : angel ; bhs Yunani : angelos artinya utusan) adalah perantara surga dan bumi. Dalam khayalan keagamaan orang Yahudi awal hubungan antara sorga dan bumi dipandang secara harfiah. Ini terlihat dalam upaya membangun menara Babel, sebagai tangga menuju sorga. Para malaikat itu naik turun sorga dan bumi melalui sebuah tangga. Baru belakangan, mungkin karena pengaruh Persia, para malaikat itu diberi sayap. Ilmu tentang malaikat Yahudi ini (angelology) diambil over oleh Kristen awal. Menurut Perjanjian Baru malaikat mengumumkan kelahiran Jesus, menguatkannya dalam penderitaan dan menghadiri kebangkitannya dari kubur. Ada spekulasi awal bahwa Jesus sendiri adalah malaikat yang ditolak oleh orang Yahudi. Ada tingkatan-tingkatan malaikat. Di dalam agama Kristen juga dikenal malaikat yang jatuh derajatnya.

Dalam Islam, malaikat adalah utusan dengan sayap-sayap. Mereka diciptakan sebelum manusia dan memprotes Allah terkait rencana menciptakan manusia, sekalipun akhirnya mereka setuju menyembah Adam, yang menolak Adam, sesuai perintah Allah hanya untuk menyembah diri-Nya, dikutuk menjadi Iblis. Salah satu fungsi malaikat adalah mencatat perbuatan baik dan buruk manusia; satu duduk di bahu kiri manusia dan satu lagi di bahu kanan. Jumlah malaikat 2 kali jumlah manusia. Salah seorang malaikat, Jibril, bertugas membawa wahyu dari Allah kepada Muhammad. Dua malaikat, Munkar dan Nakir, menginterogasi manusia yang baru meninggal di dalam kubur, apa agamanya dan siapa nabinya ? Jika jawabannya benar yaitu Islam dan Muhammad, orang itu dibiarkan damai sampai hari pengadilan akhir; bila salah, dihukum di dalam kubur sampai kemudian masuk neraka abadi setelah pengadilan akhir (The Ozford Dictionary of World Religions).

Pandangan Hindu ; Dewa berasal dari kata Div yang artinya cahaya. Para Dewa adalah cahaya Brahman. Hubungan Brahman dengan Dewa dapat kita analogikan sebagai cahaya dengan matahari. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Tidak ada cahaya bila tidak ada matahari. Tetapi tanpa cahaya matahari tidak dapat dikatakan matahari. Cahaya adalah cara matahari untuk menunjukkan dirinya kepada dunia. Dengan cahaya kita tahu matahari ada. Tanpa cahaya itu kita tahu apakah matahari itu ada atau tidak. Para Dewa itu adalah wujud personal dari Brahman yang disebut Iswara; melalui para Dewa itu kita “mengetahui” keberadaan Brahman yang tanpa sifat dan impersonal, bahkan Acintya, tak terpikirkan.(NPP)
Om Tat Sat.




Tidak ada komentar: