14 Desember 2011

SI ANAK ELANG



Diceritakan ada seekor ayam sedang mengeram telurnya.  Satu  diantara telur yang dieramnya tersebut ternyata adalah sebutir telur burung elang. Entah bagaimana ceritanya sampai telur elang tersebut bisa ada di kandang ayam . tidak ada yang tahu dan induk ayam itupun tidak pernah memasalahkannya dan tetap memperlakukan telur elang tersebut sebagaimana telurnya sendiri sampai akhirnya kesemua telur tersebut menetas. . Anak Elang yang menetas dari telur elang yang dieram induk ayam tersebut tidak menyadari dirinya sesungguhnya berbeda dengan anak ayam lainnya, namun karena merasa terlahir ditempat yang sama dengan eraman induk yang sama maka si Anak Elang itupun menjadi  terbiasa hidup seperti ayam pada umumnya tidak seperti burung elang yang punya kelebihan bisa terbang mengarungi angkasa raya  dan memakan daging.
Pada suatu hari ada seekor Elang Dewasa melihat keanehan tersebut, si Anak Elang bermain-main mencari makan dengan saudara anak ayam lainnya. Melihat kenyataan yang ada didepan matanya,   Elang Dewasa mendatangi Anak Elang tersebut dan berusaha untuk mengingatkan Anak Elang tersebut bahwa dirinya adalah seekor elang yang punya kelebihan bisa terbang kesana kemari mengarungi angkasa raya, bukan sebangsa ayam yang bisanya hanya berjalan mencari makan dari belas kasihan manusia. “Ayo ikut terbang bersamaku, duniamu bukan bersama ayam-ayam ini tapi diangkasa raya,” Lihatlah anak-anak ayam itu, kamu tidak sama dengan mereka,  lihatlah fisik kamu berbeda dengan mereka dan lebih   sama sepertiku,” kata Elang Dewasa berusaha mebujuk si Anak Elang.  
Berkali-kali Elang Dewasa mendatangi Anak Elang tersebut untuk mengingatkan si Anak Elang  agar segera kembali ke jati dirinya sebagai seekor elang namun berkali-kali pula si Anak Elang menolaknya karena ia merasa sudah sangat nyaman berada pada lingkungan ayam meskipun sesungguhnya keberadaannya tersebut telah menurunkan derajat kebinatangannya. Disamping itu juga si Anak Elang sudah merasa dirinya tidak mampu menjadi elang  serta selalu mengatakan dirinya tidak mampu terbang seperti Elang Dewasa.
Merasa ajakan si Elang Dewasa sudah tidak direspon lagi oleh si Anak Elang, maka dengan terpaksa Elang Dewasa menggunakan cara yang lebih keras untuk mengembalikan jati diri si Anak Elang yaitu dengan cara menyandra dan memaksa Anak Elang tersebut.  Pada suatu ketika rombongan si Anak Ayam bersama si Anak Elang mencari makan, Elang Dewasa dengan sigap menyambar si Anak Elang dan menerbangkannya untuk dibawa menjauh dari lingkungan ayam. Si Anak Elang meronta-ronta dan tanpa disadari pada ketinggian tertentu cengkraman si Elang Dewasa terhadap si Anak Elang lepas. Si Anak Elang terjatuh dari ketinggian  tersebut. Betapa takutnya si Anak Elang dan dalam ketakutan tersebut si Anak Elang mencoba mengepakan sayapnya dan……………. Luar biasa…..si Anak Elang tersebut ternyata bisa terbang. Tubuhnya melayang –layang bisa diarahkan kesana kemari sesuai dengan kemauannya. Si Anak Elang baru menyadari bahwa dirinya ternyata bisa seperti Elang Dewasa dan akhirnya meninggalkan kehidupan di dunia ayam yang selama ini dijalaninya.
Dari cerita singkat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :
Sering  orang tidak menyadari akan dirinya yang sesungguhnya memiliki kemampuan lebih dari apa yang disadarinya. Ketidak sadarannya tersebut sering kali diakibatkan karena telah dininabobokan oleh rasa nyaman yang   telah dinikmatinya. Karena telah berada didaerah kenyamanan ini umumnya seseorang cenderung enggan berusaha memaksimalkan potensi dirinya sehingga tidak berani untuk melakukan perubahan. Terhadap kondisi demikian ini seseorang cenderung harus dipaksa dihadapkan pada situasi ketidak nyamanan sehingga secara naluriah berusaha mengeluarkan  segenap kemampuannya untuk mengatasi ketidak nyamanan tersebut  dan disaat itulah orang baru menyadari bahwa dirinya punya sesuatu kemampuan yang lebih dari biasanya untuk berprestasi. Oleh karena itu marilah kita hadapi tantangan didepan kita janganlah menghindarinya.

Tidak ada komentar: