22 November 2011

MAKNA PERAYAAN HARI SARASWATI

Perayaan Hari Raya Saraswati sekarang ini tidak hanya dilaksanakan umat Hindu di Bali saja tetapi diseluruh Nusantara. Di Bali,  perayaan Saraswati   dikenal juga dengan sebutan  Piodalan Sanghyang Aji Saraswati, datangnya setiap enam bulan sekali, tepatnya  pada Sabtu Umanis, Wuku Watugunung. Perayaan Saraswati   begitu semarak terlebih di sekolah-sekolah dan instansi pemerintahan. Banyak kegiatan seni dan ketrampilan bernafaskan Hindu yang dilaksanakan serangkaian pelaksanaan perayaan Saraswati baik yang sifatnya memeriahkan maupun sengaja diperlombakan antar kelas dalam satu sekolah sehingga perayaan Saraswati terasa begitu istimewa di kalangan pelaku pendidikan. Dari kemeriahan tersebut belum begitu banyak yang memahami apa makna dan inti perayaan hari suci ini.
MAKNA DAN SIMBOL DARI DEWI SARASWATI.
Dewi Sarasvati disimbolkan sebagai seorang dewi yang duduk diatas teratai dengan berwahanakan se-ekor angsa (Hamsa) atau seekor merak, berlengan empat dengan membawa sitar/veena dan kedua tangan (kanan dan kiri) memainkan sitar/veena atau bermudra memberkahi, ganatri di   tangan kanan,  dan  pustaka/kitab  ditangan kiri.
Makna dan simbol-simbol ini adalah:
1. Berkulit putih, bermakna: sebagai dasar ilmu pengetahuan (vidya) yang putih, bersih dan suci.
2.  Kitab/pustaka ditangan kiri, bermakna: simbol dari buku ( kitab ) merupakan tempat tersimpannya ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
3.  Veena, bermakna : seni, musik, budaya dan suara AUM. Juga merupakan simbol Rta ( tertib alam ) keharmonisan pikiran, budhi, kehidupan dengan alam lingkungan dan simbol  Nada Brahman ( irama alam semesta )
4.  Akshamala/ganatri/tasbih di tangan kanan, bermakna: simbol doa dan pemusatan pikiran, dan memiliki makna ilmu pengetahuan tiada awal dan akhir.
5.  Wajah cantik jelita dan kemerah-merahan, bermakna: Simbol kebodohan dan kemewahan duniawi yang sangat memukau namun menyesatkan (avidya). yang sangat cantik adalah personifikasi dari aspek feminim sang pencipta yang melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu sangat menarik
6.  Angsa (Hamsa),   Bisa menyaring air dan memisahkan mana kotoran dan mana yang bisa dimakan, mana yang baik mana yang buruk, walaupun berada di dalam air yang kotor dan keruh maupun Lumpur, simbol wiweka ( kemampuan menimbang-nimbang atau memilih yang lebih baik dan benar ).
7. Merak , bermakna: berbulu indah, cantik dan cemerlang biarpun habitatnya di hutan. simbol dari ego yang harus ditaklukkan.
8. Bunga Teratai/Lotus, bermakna: bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan bunga yang indah walaupun hidupnya di atas air yang kotor sebagai simbul nilai ilmu pengetahuan itu suci,tidak ternodai oleh ketidakbenaran.
Mengapa kita   memuja Dewi Saraswati atau Dewa-Dewi lainnya ? 
Tidak cukupkan kita memuja Tuhan atau Ida Sanghyang Widhi yang maha segala-galanya..?
Tuhan Maha Esa tidak bisa digambarkan. Tapi mengapa Umat Hindu boleh menggambarkan dengan simbol-simbol tertentu, misalnya arca, gambar, dan lain-lain? Bagaimana bentuk Tuhan? Apakah Tuhan itu arca atau gambar ?
Untuk memahami pemahaman Hindu kepada Tuhan-nya, cobalah melihat bagaimana orang/masyarakat suatu Negara mengetahui Negara-nya. Orang/masyarakat mengetahui negaranya dari simbul-simbul atau lambang-langbang Negara yang disepakatinya.  Misalnya, seperti Negara Kesatuan Rl   disimbolkan sebagai bendera merah putih atau Burung Garuda.  Apakah Indonesia itu berwujud selembar kain bendera atau seekor burung ? Kenapa kita menghormati bendera?
Sebagai contoh lainnya, seseorang yang sedang jatuh cinta pada kekasihnya yang berada nun jauh disana. Setiap malam dia memeluk foto, bantal atau guling dan membayangkannya sebagai kekesihnya, sambil berkata: 'aku sayang, rindu, dan cinta kamu’. Padahal bukan benda-benda itu yang dicintai, melainkan kekasihnya yang berada jauh darinya. Untuk membayangkannya dia menggunakan benda-benda itu sebagai sarana untuk memfokuskan kerinduannya pada kekasihnya. Apakah dia mencintai bantal, guling, foto dan sebagainya? Mengapa demikian?
Hindu menjawabnya dengan konsep "Sat Guna Brahman dan Nir Guna Brahman".
'Sat' berarti: ada/kebenaran/hakiki/yangsesungguhnya. 'Nir' berarti: kosong/tidak ada/nol. 'Guna' berarti: sifat, 'Brahman' berarti Tuhan. Satguna Brahman yaitu Tuhan adalah ada dan berwujud. Seluruh semesta ini adalah personifikasi dari Tuhan. Nirguna Brahman adalah Tuhan yang tidak bisa digambarkan atau gaib.
Jadi walaupun Tuhan itu Gaib tapi ada, dan manusia karena kemampuannya terbatas dalam berkonsentrasi kepada Tuhan, sering menggunakan simbol sebagai sarananya.
Bagi Hindu sesungguhnya bukan arca, linggayoni, padmasana, dan sebagainya yang disembah, tetapi itu semua  hanya sebagai “alat” memusatkan konsentrasi kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hanya berhak disembah.
Demikian halnya dengan Dewi Saraswati. Mengapa kita memuja-Nya? Karena Dewi Saraswati adalah perwujudan philosofi weda, simbol dan vidya / ilmu pengetahuan, dan menguasai ucapan setiap orang. Kita semua mempunyai pengetahuan, jiwa seni, intelek, perkataan/ucapan dan lain-lain. Jadi sadar tidak sadar, mau tidak mau, Dewi Saraswati selalu hadir dalam ucapan/perkataan dan pikiran kita semua tanpa membedakan suku, ras,  agama dan golongan.
 
PROSES RITUAL HARI SARASWATI
Pelaksanaan hari suci Saraswati dilaksanakan mulai pagi hari sampai tengah hari yang merupakan waktu untuk memberikan penghormatan kepada Dewi Saraswati sebagai penguasa Wi?O huan yang diwujudkan dengan memberikan Banten Saraswati di atas buku-buku yang dikumpulkan pada satu tempat.
Pada pagi hari umat Hindu melaksanakan persembahyangan dimaksudkan bahwa pada pagi hari pikiran kita masih jernih belum dipengaruhi oleh kesibukan dan rutinitas kita, sehingga diharapkan mampu menerima anugrah dari Dewi Saraswati berupa ilmu pengetahuan yang baru.           
Pada malam harinya umat Hindu mengadakan Malam Sastra untuk membahas ajaran agama Hindu yang berguna dalam kehidupan sehari hari. Kegiatan Malam Sastra hendaknya diikuti oleh seluruh umat Hindu karena pada Malam Sastra kita memiliki banyak waktu serta momentum yang tepat untuk membahas kegiatan keagamaan Hindu serta segala sesuatu yang diperlukan dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan ajaran agama Hindu.
Setelah melaksanakan kegiatan Malam Sastra, besoknya Redite Pahing Sinta umat Hindu melaksanakan Banyu Pinaruh. Banyu Pinaruh berasal dari kata banyu yang artinya air dan pangaweruh yang artinya pengetahuan. Dengan melaksanakan banyu pinaruh diharapkan manusia tersadar akan sifatnya yang sejati. Manusia adalah mahluk yang paling sempurna karena memiliki pikiran, dari pikiran manusia memiliki pengetahuan, dari pengetahuan manusia dapat menolong dirinya dari suka dan duka, dari putaran  kehidupan dan kematian menuju “Moksartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma”.

MAKNA DARI PERAYAAN HARI SARASWATI.

Dan perayaan ini kita dapat mengambil hikmahnya, antara lain:

1. Kita harus bersyukur kepada Hyang Widhi atas kemurahan-Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita semua.

2.   Dengan vidya kita harus terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan, kebe-naran sejati (sat) dan kebahagiaan abadi.

3.   Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-benaran) dan avidyam (kebodohan). Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk melek/eling/bangun dan tidur kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita adalah atma, dan akhirnya tercapailah nirwana.

4.   Kita belajar dari angsa untuk menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa menyaring air, memisahkan makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah orang baik, seperti buruk merak yang berbulu cantik, indah dan cemerlang walaupun hidupnya di hutan.

5.   Kita masih memerlukan/mempelajari ilmu pengetahuan dan sains yang sekuler, tetapi harus diimbangi dengan ilmu spiritual dengan penghayatan dan bakti yang tulus.

6.   Laksanakan Puja/sembahyang sesuai dengan kepercayaannya masing-masing secara sederhana dengan bakti yang tulus/ihlas, bisa dirumah,  pura dan lain-lain.

Demikianlah semoga vidya akan membawa kita ke perdamaian secara universal, damai di bumi, damai di langit, damai di surga, (damai semua loka).

0m shanti shanti shanti om...

Tinjauan dr sisi lain BACA DISINI

2 komentar:

Anonim mengatakan...

blognya menarik bisa di ajarkan cara membuat blog?

PANG PADE TULUS mengatakan...

boleh belajar bersama tp gimana saya tahu yang mau diajak belajar ???