Ketika terjadi kecelakaan Dukuh sudah tak sadarkan diri dilarikan ke rumah sakit. Saat dirawat di Rumah Sakit dalam ingatannya Roh Dukuh keluar dari badan kasarnya dan memasuki alam yang betul-betul aneh dan belum dikenalinya. Saat itu pula ia tak sadarkan diri bahwa dirinya sedang kritis/koma dirawat di Rumah sakit. Yang dirasakannya adalah kesendirian di alam yang begitu asing. Dalam kesendirian hatinya merasa sedih dan menangis sesengukan Dalam kesendirian tersebut ia berjalan mengikuti kaki melangkah karena tidak tahu kemana arah yang semestinya dituju. Tidak dirasakannya berapa lama Roh Dukuh telah berjalan, tidak ada siang maupun malam, tidak ada rasa lelah, lapar dan haus. Yang dirasakannya hanyalah menangis dalam keterasingan. Dukuh hanya ingat saat itu telah berjalan melintasi sebuah tanah lapang /hamparan rumput yang luas sekali. Kakinya terus melangkah dan melangkah sambil menangis menuju arah timur laut (itu pun arah yang dirasakan setelah di banding-bandingkan dengan kehidupan dialam nyata ini).
Karena tidak mengenal waktu, entah sudah berapa lama ia berjalan sampai akhirnya ia melihat sebuah pohon besar dan hanya sebuah ditengah hamparan padang rumput. Roh Dukuh tertarik untuk mendekati pohon tersebut dan astaga naga………….ternyata di pohon tersebut sudah banyak orang yang berteduh dan mereka semua sepertinya tidak ingin ada orang lagi yang ingin berteduh disana sehingga kedatangan Roh Dukuh langsung diusirnya. Roh Dukuh bertambah merasa sedih karena orang-orang dibawah pohon tersebut telah mengusirnya, tidak mengijinkan dirinya ikut berteduh disana.
Roh Dukuh terus menangis dan melanjutkan perjalanan yang tidak diketahui tujuannya tersebut. Sampai akhirnya disuatu tempat Roh Dukuh bertemu dengan seorang yang belum dikenalnya, Jubahnya putih dan berambut panjang. Orang sepertinya menaruh iba kepada Roh Dukuh yang sedang menangis dan menawari Roh Dukuh agar ikut dengan orang tersebut. Roh Dukuh ternyata diajak ke tempat-tempat suci (Pura) untuk diajak bersembahyang. Diantara Pura Pura yang didatangi Roh Dukuh dengan diantar oleh Anak Lingsir berjubah putih, tak satupun lokasi maupun namanya diketahuinya. Semua pura tersebut bagus dan indah serta entah bagaimana mencapai tempat tersebut, semua dirasakannya begitu singkat dan cepat. Semua yang dialami Roh Dukuh tidak bisa dihitung, semua berjalan dengan sendirinya. Dan sepertinya perjalanan Tirta Yatra Roh Dukuh dengan Anak Lingsir berjubah putih tersebut berakhir dengan tibanya Roh Dukuh ini di sebuah Pura yang dirasakannya taka sing lagi yaitu di Pura Jero Gede (Pura Kawitan Keluarga). Roh Dukuh dipertemukan dan diserah terimakan kepada sosok anak lingsir yang sepertinya berstana di Pura Jero Gede yang akhirnya dikenalnya sebagai Kompyang Agung. Suasana di Pura Jero Gede juga berbeda dengan kenyataan sehari-hari. Di depan pelinggih Jero Gede (pelinggih batu) terdapat sebuah telaga yang sangat indah. Disinilah Rroh Dukuh diperintahkan untuk duduk semedi. Roh Dukuh mengikuti perintah tersebut dengan seksama. Disinipun Roh Dukuh tidak bisa merasakan berapa lama telah melakukan semadi. Dukuh hanya ingat bahwa semadinya dihentikan oleh Betara Kompyang Agung untuk selanjutnya diperkenankan untuk pulang…… dan akhirnya sosok Dukuh yang terbaring di Rumah Sakit, terjaga dari tidur panjang yang sanggat menghawatirkan orang tuanya terutama bapaknya.
Selama anaknya tidak sadarkan diri Bapaknya Dukuh begitu panic sehingga tanpa disadari disana-sini telah Nyauh Atur (mesesangi), memohon agar diberikan kesembuhan pada anaknya.
Sepulang dari Rumah Sakit Sanglah, banyak kejadian aneh dialami Dukuh seperti diantaranya pernah berada disebuah pintu gerbang yang sangat besar tidak berpintu dan banyak orang berpakaian putih-putih berdesak-desakan disana tetapi tidak bisa melewati gerbang tersebut. Dipintu Gerbang tersebut terdapat seorang penjaga dengan membawa buku catatan. Ia sempat dimintakan untuk memanggilkan seseorang yang berada dikumpulan orang tersebut. Dan anehnya yang dia lihat ketika orang tersebut dipanggil, orang tersebut dengan begitu mudah menuju gerbang dimana orang telah memanggilnya meskipun sebelumnya berada jauh dibelakang diantara kerumunan orang-orang. Orang tersebut sepertinya melesat dan melewati gerbang seperti masuk disela-sela awan. Setelah dipikir-pikir sepertinya itu adalah proses terlahirnya roh-roh ke bumi.
Ada lagi kejadian gaib yang sempat dialami Dukuh ketika dirawat dirumahnya di canggu yaitu datangnya sebuah sinar putih menembus dinding rumahnya dan begitu sampai dihadapannya sinar tersebut berubah menjadi sebuah teratai yang sedikit demi sedikit membesar memenuhi kamarnya. Diatas teratai berdiri sesosok orang tinggi besar berpakaian kuning keemasan yang karena saking besarnya tidak bisa dilihat wajahnya. Sejak saat itulah ia merasakan memiliki kekuatan supra natural. Dari dalam kamar ia bisa mengetahui apa yang ada diluar rumah, siapa yang akan datang sudah bisa diketahui dari dalam kamar. Bahkan sering pergi malam hari untuk adu kesaktian (Ngentewang).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar