12 Maret 2009

SESUATU TERJADI SECARA KEBETULAN ?

Kejadian ini aku alami pada tahun 2001. Ini adalah pengalamanku untuk pertama kalinya mengendarai kendaraan roda empat berupa Daihatsu Espass warna merah metalik keluaran tahun 1995.yang kebetulan baru kumiliki. Sebagai orang yang baru bisa mengendarai mobil sudah barang pasti aku belum begitu mahir untuk mengemudi dan belum begitu tahu seluk beluk mesin mobil. Tetapi karena ada niatan refresing mengisi liburan akhir pekan, aku beranikan diri untuk mengemudikan mobil ke Denpasar.
Pagi yang cerah, sebelum kami berangkat ke Denpasar aku menyempatkan diri untuk ngaturan bakti di Pelinggih Kemulan untuk mohon perlindungan Hyang Widhi agar perjalanan kami lancar tidak menemukan hambatan. Berbekal keyakinan dan untuk menambah pengalaman aku mencoba mengemudikan mobilku menempuh perjalanan jauh didampingi istri dan anakku yang masih kecil serta ibu mertua

Dalam perjalanan menuju Denpasar dalam batinku tetap berdoa semoga perjalanku lancar dan syukur aku panjatkan karena etape pertama dari rumah menuju denpasar berhasil aku lalui dengan selamat hingga sampai dirumah Mbok Dek, dan Mbok Ambar serta bermain di Ramayana dan Plaza Kerta Wijaya.

Ketika hari menjelang sore, kami-pun berangkat pulang ke Negara. Mobil yang ku kendarai berjalan dengan tenang menyusuri jalanan jurusan Denpasar – Gilimanuk. Sedikitpun tidak ada pirasat atau dugaan akan terjadi sesuatu karena dari segi fisik dan mesin mobil masih tergolong baik (ini sih penilaianku). Kami menikmati perjalanan yang menyenangkan dengan alunan musik yang kebetulan aku setel agak kenceng (mumpung baru ganti audio-nya sehinngg kedengarannya lebih bagus. Ketika tiba di Daerah Meliling, laju kendaraan dari arah Denpasar agak kurang lancar. Hal ini disebabkan adanya iring-iringan kendaraan yang agak tertahan karena adanya kendaraan tronton sarat muatan beriringan sedang menapaki tanjakan.

Pada saat mobil yang ku kendarai tiba dipertengahan tanjakan, kendaraan didepan kami berhenti. Aku yang belum begitu menguasai betul cara mengemudi yang benar dan tidak punya pengalaman apa-apa, melakukan kesalahan dalam pemakaian porsneling, kopling dan gas sehingga mobilku macet. Sempat aku mencoba start ulang beberapa kali dan akhirnya mobilku positif mogok.

Menghadapi situasi jalanan seperti itu membuat aku agak sedikit panik. Perlahan-lahan mobil aku undurkan kearah pinggir jalan untuk parkir. Aku coba lagi stater mobilku tetapi tidak membuahkan hasil. Mobilku tetap macet dan akupun keluar dari mobil untuk berpikir gimana membawa pulang keluargaku dan mobilku. Terlintas dalam benakku untuk menghubungi pamanku Pak Wiana di Kerobokan Kuta untuk menjemputku tapi urung aku laksanakan. Aku terus berpikir apa yang harus aku laksanakan agar aku bisa mengatasi masalah ini

Sungguh tidak ku sangka dan ku duga, disaat aku bingung mencari bantuan tiba-tiba dibelakangku ada mobil mendekat hendak parkir dan tiada ku duga ternyata orang yang keluar dari mobil tersebut adalah Pak Suwitra dari Dauh Waru. Bersama supirnya.

Dia sengaja memarkir mobilnya karena melihatku dengan mobilku yang sepertinya ada masalah. Akhirnya dengan bantuan pak Suwitra aku diantar mencari montir yang bisa diminta bantuannya untuk memperbaiki mobilku agar bisa hidup kembali.

Usahaku dan Pak Nyoman Suwitra tidaklah sia-sia. Seorang montir yang beroperasi disebelah pompa bensin dan kebetulan dari Negara bersedia membantuku meskipun sebenarnya jam kerjanya sudah berakhir.

Mobilku diutak atik beberapa lama tapi belum juga ditemukan penyakitnya hingga sorepun kian kelam. Akupun segera mengambil keputusan untuk mencari tali untuk menarik mobilku agar bisa dibawa ke bengkel terdekat untuk diinapkan dan aku beserta keluargaku ikut numpang pulang ke Negara di mobilnya Pak Nyoman Suwitra.

Montir dan keluargaku kembali aku tinggalkan. Dalam pencarianku mencari tali, Hp-ku berbunyi. Kulihat nama pemanggil tidak diketahui. Ketika dijawab ternyata istriku yang menelponku menyampaikan bahwa mobilnya sudah bisa hidup. Kamipun balik ke lokasi mobilku macet dan puji syukur ternyata memang benar mobilnya bisa dihidupkan meskipun menurut montirnya aku diingatkan agar mengendarainya dengan perasaan (tidak dipaksakan untuk melaju dan menjaga/mengatur pemakaian gasnya) sehingga tidak sampai mati lagi sebab kalau mati lagi kemungkinannya sulit dihidupkan karena mesinnya masih ada masalah.

Aku betul-betul mengingat dan menjaga pesan dari montirnya untuk mengendarai dengan perasaan sehingga tidak mati dalam perjalanan sampai akhirnya kamipun tiba dirumah dengan selamat.

Dari pengalamanku tersebut, aku merenung dan berkesimpulan bahwa :

1. Permasalahan yang aku alami itu memang harus terjadi meskipun aku sudah berdoa supaya terhindar dari masalah dalam perjalanan.
2. Dalam menghadapi masalah tersebut, Tuhan langsung mengirimkan kepadaku juru selamat yaitu Pak Nyoman Suwitra, Montir dan seorang yang meminjamkan Hp untuk menghubungiku ketika montir berhasil menghidupkan mobilku.
3. Juru selamat yang dikirimkan Ida Sanghyang Widhi tersebut datangnya tepat disaat aku membutuhkannya ; Pak Nyoman Suwitra saat aku keluar dari mobilku yang mogok, Pak Montir saat mau tutup tokonya dan yang meminjamkan HP saat istriku perlu segera menginformasikan bahwa mobil sudah bisa dihidupkan.
4. Khusus untuk kejadian peminjaman Hp, istriku bercerita bahwa ketika aku berlalu untuk mencari tali guna menarik mobil, beberapa saat kemudian montir berhasil mengidupkan mobilku dan saat istriku ingin memberitahukan kepadaku tiba-tiba ada pengendara sepeda motor menepi dan parkir untuk menerima telepon dari temannya dan setelah selesai menerima telepon istriku memberanikan diri untuk meminjamnya agar bisa menghubungiku.
5. Dari kejadian ini aku mendapat pelajaran bahwa dalam mengendarai mobil jangan menyetel tape terlalu keras sehingga pendengaran kita masih bisa mengontrol situasi mobil dan jalanan serta bersikaplah tenang dalam mengemudikan mobil.

ASTUNGKARA....................................................


Tidak ada komentar: