01 September 2009

Penentu Kematian


Tidak ada seorangpun yang tahu suatu rahasia terkait dengan kelahiran, kematian dan jodoh. Manusia hanya bisa menduga-duga dengan suatu kemanpuan yang dimilikinya yang dikenal dengan nama meramal atau menenung. dan tidak bisa mengatakan itu Pasti.
Benarkah Tuhan/Hyang Widhi/Allah/Yesus/Yahweh/Budha dan berbagai sebutan kepada Yang Khalik, sebagai penentu dan pemilik rahasia lahir, mati, jodoh dari umat manusia ?

Benar ! jangankan jodoh yang akan menjadi teman hidup, semut berjalan pun sudah diatur oleh Tuhan. Tuhan dengan kemaha kekuasaannya menjadi pengatur dan penentu semua yang terjadi di bumi ini. Tidakkah Tuhan menjadi semena-mena dengan kemaha kekuasaannya ?
Tuhan menentukan semua itu bukan dengan sekehendak hati atau semena mena. Tuhan umat Hindu yang di Indonesia (khususnya di Bali) di sebut Ida Sanghyang Widhi Maha Adil. Hyang Widhi menentukan segala sesuatu yang terjadi maupun yang akan terjadi pada umat manusia di bumi ini dengan suatu hukum (Rta) yang disebut Hukum Karma. . Tumbuhnya rambut telah dihitung oleh Tuhan berdasarkan karma. Demikian pula soal mati. Jangan takut dengan kematian, walaupun masuk perangkap musuh, kalau belum karma menjemput, kamu tidak akan mati. Banyak kenyataan di dunia yang dapat kita ambil sebagai contoh, seperti halnya pada waktu Swami Vivekananda memberikan ceramah di Amerika. Disaat-saat pendengarnya sedang asyik mendengarkan ceramah beliau, dengan tidak terduga, tiba-tiba terdengar letupan pistol beberapa kali yang ditujukan kearah beliau. Tapi beliau tidak kena. Tembakan pistol itu ternyata datang dari seseorang yang tidak dikenal. Pengunjung ceramah menjadi panic, suasana menjadi kacau. Orang-orang berlari keluar. Tetapi Swami Vivekananda dengan tenang dan tegar tetap berdiri di mimbar. Orang-orang yang mendengarkan ceramah beliau, yang panic dan lari ke luar itu menjadi heran. Kenapa Swami tetap tenang dan tegar, demikian pikir mereka. Menyaksikan ketenangan Swami itu, kemudian satu persatu mereka kembali ke tempat semula, termasuk orang yang melepaskan tembakan itu datang membungkuk.
Kenapa Swami tidak takut, kenapa Swami tetap tegar berdiri disini ? bukankah beberapa buah peluru nyaris menembus tubuh Swami ?
Lalu Swami menjawab : “kenapa mesti takut. Aku tidak pernah takut menghadapi apa pun, termasuk menghadapi kematian. Bukankah peluru itu tidak untukku ?”
Itulah contoh bahwa karma, kematian, semuanya telah diatur Tuhan. Maka itu hidup ini harus iklas, jangan dihantui ketakutan. Ketakutan itu adalah sifat yang sia-sia. Ketakutan dapat membuat orang merasa mati sebelum ia mati. (Cudamani)



Tidak ada komentar: