03 Desember 2012

Kisah Dua Ekor Ikan dan Seekor Kodok




Di sebuah kolam yang indah, hiduplah dua ekor ikan namanya Shatabudhi dan Sahasrabudhi. Mereka menjalin persahabatan dengan seekor kodok bernama Ekabudhi. Ketiga hewan tersebut biasanya melewatkan waktunya bersama-sama di tepi kolam membicarakan tentang filsafat.
Pada suatu malam ketika mereka begitu sibuk dengan percakapannya, beberapa nelayan lewat sedang membawa keranjang di atas kepala mereka dan jala ditangannya. Ketika sampai di kolam itu, mereka berkata satu sama lainnya.
“Di kolam ini kelihatannya banyak ikannya. Disamping itu airnya tidak begitu dalam. Ayolah kita datang kemari besok pagi dan melemparkan jaring kita.”

 
Ketika ikan-ikan dan kodok mendengar ini, mereka menjadi sangat sedih dan mulai menggelar diskusi.
“Teman-teman” kata Ekabudhi, si kodok. “apakah engkau mendengar apa yang para nelayan katakan ? Apa yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan diri? Apakah kita pergi atau tetap tinggal disini?”
Sahasrabudhi tertawa dan berkata,”sahabatku yang baik, jangan cemas hanya karena percakapan biasa. Pertama-tama aku tidak mengharapkan mereka datang. Namun meskipun mereka datang, namun aku akan melindungimu dengan ribuan keahlianku, karena aku tahu bermacam-macam gerakan tipuan di dalam air.”
“Sahabat, “kata Shatabudhi. “Engkau berkata sangat meyakinkan. Aku tahu engkau memiliki seribu keahlian. Aku sendiri memiliki seratus keahlian. Maka, kita semestinya tidak meninggalkan tempat kelahiran kita, rumah dari leluhur kita hanya Karena obrolan kosong.”
Ketika mendengar  ini, Ekabudhi, si kodok berkata,”baiklah sahabat-sahabatku, aku hanya memiliki satu kepentingan, kemampuan untuk meramal. Kemampuan itu menganjurkanku untuk pergi. Aku akan pergi bersama istriku ke kolam lain malam ini juga.” Ekabudhi segera meninggalkan kolam itu.
Besok paginya para nelayan tiba dan melemparkan jaringnya dan menangkap semua penghuni air itu. Berbagai jenis ikan besar dan kecil, kura-kura,  dan ketam semuanya terjaring. Sathabudhi, sahasrabudhi dan istri-istri mereka berusaha untuk melarikan diri dengan menggunakan kelihaian mereka namun semuanya sia-sia. Mereka semuanya terjerat dan mati.
Ketika tengah hari nelayan-nelayan itu pulang dengan senangnya. Karena Sahasrabudhi berat, dia dibawa diatas kepala nelayan tersebut, sedangkan Shatabudhi digantung ditangannya.
Sementara Ekabudhi, kodok yang telah lari sebelum bencana itu datang telah berlindung di sebuah sumur.
Dia muncul dipermukaan tanah dan melihat ikan-ikan sedang dibawa oleh para nelayan. Dia memalingkan mukanya kepada istrinya dan berkata, “sayangku, lihatlah! Nelayan itu membawa Sahasrabudhi. Ikan yang memiliki seribu kelihaian itu ditaruh dikepala nelayan, dan Shatabudhi yang memiliki seratus kelihaian digantung di tangannya. Sedangkan aku yang memiliki hanya satu kelihaian berenang dengan bahagia di air ini.
Kesimpulannya : kesombongan hanya membuat orang lupa diri dan akan membawa petaka bagi orang bersangkutan.
 

Tidak ada komentar: