Di sebuah kolam yang indah, hiduplah
dua ekor ikan namanya Shatabudhi dan Sahasrabudhi. Mereka menjalin
persahabatan dengan seekor kodok bernama Ekabudhi.
Ketiga hewan tersebut biasanya melewatkan waktunya bersama-sama di tepi kolam
membicarakan tentang filsafat.
Pada suatu malam ketika mereka
begitu sibuk dengan percakapannya, beberapa nelayan lewat sedang membawa
keranjang di atas kepala mereka dan jala ditangannya. Ketika sampai di kolam
itu, mereka berkata satu sama lainnya.
“Di kolam ini kelihatannya banyak
ikannya. Disamping itu airnya tidak begitu dalam. Ayolah kita datang kemari
besok pagi dan melemparkan jaring kita.”
Ketika ikan-ikan dan kodok mendengar
ini, mereka menjadi sangat sedih dan mulai menggelar diskusi.
“Teman-teman” kata Ekabudhi, si
kodok. “apakah engkau mendengar apa yang para nelayan katakan ? Apa yang harus
kita lakukan untuk menyelamatkan diri? Apakah kita pergi atau tetap tinggal
disini?”
Sahasrabudhi tertawa dan
berkata,”sahabatku yang baik, jangan cemas hanya karena percakapan biasa.
Pertama-tama aku tidak mengharapkan mereka datang. Namun meskipun mereka datang,
namun aku akan melindungimu dengan ribuan keahlianku, karena aku tahu
bermacam-macam gerakan tipuan di dalam air.”
“Sahabat, “kata Shatabudhi. “Engkau
berkata sangat meyakinkan. Aku tahu engkau memiliki seribu keahlian. Aku
sendiri memiliki seratus keahlian. Maka, kita semestinya tidak meninggalkan
tempat kelahiran kita, rumah dari leluhur kita hanya Karena obrolan kosong.”
Ketika mendengar ini,
Ekabudhi, si kodok berkata,”baiklah sahabat-sahabatku, aku hanya memiliki satu
kepentingan, kemampuan untuk meramal. Kemampuan itu menganjurkanku untuk pergi.
Aku akan pergi bersama istriku ke kolam lain malam ini juga.” Ekabudhi segera
meninggalkan kolam itu.
Besok paginya para nelayan tiba dan
melemparkan jaringnya dan menangkap semua penghuni air itu. Berbagai jenis ikan
besar dan kecil, kura-kura, dan ketam
semuanya terjaring. Sathabudhi, sahasrabudhi dan istri-istri mereka berusaha
untuk melarikan diri dengan menggunakan kelihaian mereka namun semuanya
sia-sia. Mereka semuanya terjerat dan mati.
Ketika tengah hari nelayan-nelayan
itu pulang dengan senangnya. Karena Sahasrabudhi berat, dia dibawa diatas
kepala nelayan tersebut, sedangkan Shatabudhi digantung ditangannya.
Sementara Ekabudhi, kodok yang telah
lari sebelum bencana itu datang telah berlindung di sebuah sumur.
Dia muncul dipermukaan tanah dan
melihat ikan-ikan sedang dibawa oleh para nelayan. Dia memalingkan mukanya
kepada istrinya dan berkata, “sayangku, lihatlah! Nelayan itu membawa
Sahasrabudhi. Ikan yang memiliki seribu kelihaian itu ditaruh dikepala nelayan,
dan Shatabudhi yang memiliki seratus kelihaian digantung di tangannya.
Sedangkan aku yang memiliki hanya satu kelihaian berenang dengan bahagia di air
ini.
Kesimpulannya : kesombongan hanya
membuat orang lupa diri dan akan membawa petaka bagi orang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar