23 November 2010

SEMBAHYANG


Umumnya orang menamakan sembahyang maupun berdo’a ketika melihat orang lain atau kita melakukan aktivitas kegiatan untuk menghubungkan diri dengan Sang Maha Khalik tidak perduli apapun bentuknya yaitu dari penampakan yang dilihat dengan mencakupkan tangan di ubun-ubun, mencium bumi, menyanyikan lagu-lagu rohani dan lain sebagainya. Sesungguhnya sembahyang bukanlah semata-mata seperti yang dilihat orang pada umumnya. Sembahyang/berdo’a sesungguhnya memiliki banyak makna. Yang jelas dan pasti sembahyang itu bukanlah meminta, tapi sebuah persatuan dengan tuhan melalui bhakti pikiran terpusat. Sambahyang adalah kedekatan dengan tuhan. Sembahyang adalah menyelaraskan pikiran dengan Tuhan. Sembahyang adalah memusatkan pikiran pada Tuhan dan melakukan meditasi pada Nya. Sembahyang adalah penyerahan diri kepada Tuhan secara penuh, dan meleburkan pikiran dan ego dalam diam, dalam Tuhan.

Sembahyang menggambarkan satu keadaan mistik ketika kesadaran individu terserap dalam Tuhan. Ia adalah  pengikatan jiwa kepada Tuhan, sebuah tindakan cinta dan pemujaan kepada-Nya. Ia adalah pemujaan dan peng-agung-an Tuhan. Ia adalah ucapan terima kasih kepada Tuhan untuk semua anugrah-Nya.


Sembahyang adalah sebuah undangan, satu panggilan pada kekuatan spiritual  yang selalu mengalir melalui hati, pikiran dan jiwa manusia. Ia adalah kekuatan spiritual yang besar yang sama nyatanya dengan kekuatan atau daya tarik gravitasi. Sembahyang adalah inti dan jiwa sesungguhnya dari agama, inti paling dalam dari hidup manusia. Tiada seorang manusia yang dapat hidup tanpa sembahyang.

Semua dapat sembahyang /berdo’a

Yang buta, yang tuli, yang lumpuh, yang tidak memiliki tangan, yang lemah, yang bodoh, dan yang hina, yang sedih, semua dapat sembahyang/berdo’a  kepada Tuhan; karena sembahyang/berdo’a  adalah kepunyaan hati dan perasaan dan bukan kepunyaan badan.
Doa tidak menuntut intelijen tinggi atau kepasihan lidah, tuhan menginginkan hatimu ketika kamu sembahyang. Bahkan beberapa patah kata dari jiwa murni, yang sederhana sekalipun buta huruf, akan lebih berkenan bagi Tuhan dari pada aliran kata-kata fasih dari seorang orator atau  seorang manusia terpelajar.
Anak-anak tidak tahu tatabahasa dan cara mengucapkan kata secara benar. Ia mengucapkan beberapa suara, tapi sang ibu mengerti ! ketika ibu mengerti bahasa hati, apa yang dikatakan kepada saksi yang ada dididalam diri/batin kita ? Dia tahu apa yang ingin kamu sampaikan sekalipun kamu melakukan kesalahan dalam sembahyangmu kepada-Nya,  sekalipun ada kesalahan dalam mantra- mantra yang kamu ucapkan, bila kamu tulus, bila doa itu datang dari hatimu. Dia mendengarnya, karena dia mengerti bahasa hatimu.

Do’a siapa yang didengar ?

Sembahyang harus muncul dari hati dan tidak hanya sekedar penghormatan dibibir. Doa kosong adalah seperti suara bedug bertalu atau gemerincing ceng ceng. Sembahyang/berdo’a  yang datang dari hati yang suci dan tulus seketika akan didengar oleh Tuhan. Do’a dari orang yang licik dan jahat tidak akan pernah didengar.

Tuhan selalu menjawab permohonan tulus dari bhakta-nya. Hanyalah orang-orang yang tidak tulus yang mengatakan Tuhan tuli, Tuhan selalu waspada terhadap tanda-tanda kesulitan dari anak-anaknya, bukalah hatimu kepada-Nya tanpa reservasi dan jawabannya akan datang dengan sendirinya.

Sumber : Media Hindu

Tidak ada komentar: