13 Juli 2009

Di atas Awan


Suatu hari pernah aku berpikir bagaimana seandainya aku dipercaya sebagai seorang pejabat yang mengepalai sebuah kantor, terus aku dapat tugas ke luar daerah dimana dalam keberangkatan ke daerah tujuan aku menaiki pesawat terbang. Ada Tanya besar dalam benakku bagaimana prosesnya hingga naik ke Pesawat Terbang dan setibanya di bandara tujuan? Semua itu tidak pernah tergambarkan dalam benakku.

Kalau kemungkinan menjadi Pejabat,……….ah.. ini sih sangat mungkin sekali, dan bagiku tidak ada masalah karena peluang kearah itu sangat-sangat memungkinkan dengan usiaku yang masih relative muda, pengalaman kerja yang lebih dari cukup dan basic pendidikanku memungkinkan untuk itu. Tetapi untuk urusan traveling on the air yang menurutku merupakan perjalanan kelas “the have” karena biasanya dimanfaatkan oleh orang-orang yang punya duit lebih, ………….itu belum pernah ku jalani, tetapi kalau sudah jadi pejabat kemungkinan itu pasti dan tidak mungkin tidak pasti akan aku jalani. Oleh karena itu aku tidak ingin menjadi pejabat yang malu-maluin dengan segala macam ketidak tahuan traveling on the air, dan kebetulan tampangku memang tidak cocok kalau dibilang tidak tahu atau tidak bisa. (maklum aja tampangku ini tampang orang pintar lho ha..ha..ha…).
Sebenarnya dulu sekitar tahun 1988-an, waktu aku lulus Ikatan Dinas di APDN Mataram, aku dan teman-teman seangkatanku pernah naik pesawat terbang menuju bandara Rembiga di Lombok Barat, tetapi jujur ku akui aku benar-benar tidak tahu prosesnya. Tahunya aku seperti kerbau yang digiring oleh tuannya masuk kandang sehingga tidak sedikitpun terbayang seandainya aku dilepas sendiri untuk melakukan hal tersebut.
Aku tidak mau malu-maluin dihadapan orang, karena itulah pernah ku berpikir mudah mudahan suatu saat sebelum benar-benar aku menjadi pejabat dan mendapat tugas keluar daerah, ada yang mengajakku tugas keluar daerah sehingga aku bisa belajar bagaimana proses keberangkatan melalui pesawat terbang sehingga nantinya ada gambaran apa yang harus aku lakukan jika mendapatkan kesempatan seperti itu.
Harapanku ini ternyata menjadi kenyataan. Kepala Dinas-ku menawari aku untuk ikut menghadiri suatu acara Seminar di Propinsi Jambi. Aku setengah tak percaya karena sebagaimana undangan yang ku baca, bahwa yang diundang dan dibiayai transporatasi dan akomodasinya adalah satu orang. Namun dengan kewenangan yang dimiliki Kepala Dinas-ku itu tidak ada kata tidak mungkin, dan aku harus berangkat bersama Beliau ke Jambi. Aku diminta menyiapkan bahan presentasi Pelayanan perijinan yang akan disampaikan pada seminar tersebut, Disamping itu aku juga mempersiapkan administrasi keberangkatan ke Jambi serta mencoba mengkoordinasikan kepada panitia di BKPM Jakarta (ibu Maya) agar dibantu untuk biaya keberangkatan dan akomodasi untuk dua orang dari Jembrana. Dan sepertinya Ibu Maya menyanggupi. Aku merasa lega karena harapanku terkabulkan baik niatku agar ada yang mengajakku naik Pesawat Terbang maupun ditanggungnya keberangkatan kami berdua oleh Panitia.
Pada tanggal (28 Oktober 2008) aku berangkat dari Negara naik angkutan umum ke Terminal Ubung. Sebagaimana perjanjian dengan Kepala Dinas-ku, aku dijemput sekitar jam 9 an di Terminal Ubung untuk lanjut menuju Bandara Ngurah Rai diantar oleh menantunya Pak Kadis. Katanya kita harus berada lebih awal sejam dari waktu keberangkatan pesawat. Sesampai di Bandara Ngurah Rai, kami menuju tempat penjualan Tiket. Kami bertemu dengan seorang yang memberikan tiket keberangkatan pulang pergi dari Denpasar ke Jambi. Dari pembicaraan antara Kadis-ku dengan orang tersebut ternyata orang tersebut adalah orang yang dimintai tolong oleh Pak Kadis untuk membeli/membooking tiket lebih awal dari saat keberangkatan. Dan itu bisa dilakukan bahkan kadang kita bisa dapat tiket dengan harga promo yang jauh lebih murah dari harga tiket yang dibeli langsung saat berangkat. Pemesanan tiket ini biasanya melalui Travel Agent yang ada.
Dengan menunjukkan Tiket keberangkatan kepada petugas Bandara, kami mulai memasuki areal Ruang Bandara. Barang bawaan ditempatkan pada suatu tempat yang sudah disediakan untuk selanjutnya dipantau dengan menggunakan alat sensor yang dapat mengetahui isi dari tas yang dibawa penumpang. Demikian juga badan kita diperiksa oleh petugas sehingga dapat dipastikan semua penumpang tidak membawa alat-alat yang membahayakan selama penerbangan. Alat elektronik seperti Hp juga dilewatkan melalui jalur yang disediakan.
Setelah melalui tahapan pemeriksaan tersebut, kami menuju ke tempat untuk melakukan Boarding Pass yang sudah disiapkan menurut jenis Maskapai penerbangan yang kita gunakan. Kebetulan kami rencananya menggunakan maskapai penerbangan Lion Air maka tempat Boarding-nya pun di Lion air. Yang dilakukan ditempat ini adalah untuk memastikan orang yang berangkat menggunakan tiket yang dibelinya. Kami menyertakan KTP sebagai salah satu bukti diri yang berangkat. Juga ditempat Boarding ini kita juga bisa meminta sit/tempat duduk yang diinginkan seperti misalnya yang didekat Jendela atau di bagian depan sebagaimana keinginan, dan sepanjang masih bisa diatur maka kita akan mendapatkan Sit/tempat duduk sebagaimana yang diinginkan. Ditempat ini juga kita dapat memilih apakah barang bawaan kita dibawa langsung dan nantinya disimpan di kabin yang ada diatas tempat duduk kita atau dititipkan untuk dibawa petugas dan disimpan di Bagasi Pesawat. Selanjutnya kita diberikan lembaran boarding passnya yang berisi keterangan Nomor penerbangan, Nomor tempat Duduk, Jam Penerbangan serta tujuan penerbangan.
Dengan lembaran kertas boarding ini kami selanjutnya menuju tempat pembayaran Airport Tax. Setelah membayar airport tex, kembali penumpang diperiksa melalui alat detector sebelum memasuki ruang tunggu pemberangkatan. Diruang tunggu sudah tersedia stand orang berjualan makanan, minuman, buku-buku, cendra mata termasuk ada stand massage. Harga-harga barang dagangan diruang tunggu inipun tidak sama dengan harga –harga barang diluar baik diareal Bandara maupun diluar Bandara. Sehingga otomatis kalau kita membawa bekal pas-pasan lebih baik segala sesuatunya disiapkan dari rumah. Kalau senang camilan, bawalah camilan dari rumah, kalau biasanya harus makan, makanlah dirumah atau diluar areal bandara, karena kalau sudah memasuki areal bandara diharapkan jangan kaget kalau harga barang atau makanan lebih mahal. Kalau kelupaan dan terpaksa beli di Bandara ya…harap maklum saja-lah.
Diareal ruang tunggu juga sudah disiapkan tempat khusus untuk merokok sehingga tidak mengganggu yang lainnya. Setiap saat ada keberangkatan pesawat maupun pendaratan pesawat, Operator Bandara mengumumkan lewat pengeras suara yang ada di ruang tunggu.
Pada saat ada panggilan akan keberangkatan pesawat sebagaimana tujuan dan nomor penerbangannya yang tertera pada boarding pass-nya maka penumpang bersangkutan bersiap-siap menuju tempat yang disiapkan dengan menunjukkan boarding pasnya. Selanjutnya kita menuju ke pesawat yang sudah disiapkan.
Didalam pesawat aku memilih tempat duduk yang dekat jendela sedangkan Kadis-ku disebelah-ku. Pramugari pesawat sibuk membantu penumpang untuk mencari tempat duduknya dan untuk menempatkan barang di Kabin. Mereka juga mengecek apakah semua sit sudah terisi serta memastikan jumlah penumpang dalam pesawat tersebut. Selanjutnya juga diberikan petunjuk hal-hal yang harus diketahui penumpang selama penerbangan dan hal-hal yang menyangkut kedaruratan yang diperagakan oleh pramugari.
Setelah semua siap, pesawat menuju landasan pacu untuk segera take off/lepas landas. Sebagai seorang yang baru melakukan penerbangan sudah barang tentu ada perasaan was-was sehingga setiap saat aku berdo’a semoga pernerbangan ini berjalan lancer, selamat sampai ditujuan serta dihindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa kali aku membaca buku doa yang disiapkan di pesawat. Sambil berdoa aku mencoba untuk menikmati panorama alam dari dalam pesawat. Aku menyaksikan lautan luas membentang, perumahan yang kelihatan mungil, gunung-gunung nan indah, serta kumpulan awan seperti sebuah pegunungan/perbukitan. Saat pesawat berbenturan dengan awan terasa seperti bergetar yang kalau dicarikan persamaannya dengan naik bis/mobil yang melewati jalan berlubang. Pada kondisi seperti ini pilot berusaha meninggikan posisi pesawat sehingga lebih aman dan akupun merasakan berada diatas awan.
aku merasa mungkin inilah selogan diatas langit ada langit, dari bumi jarak pandang kita dibatasi oleh awan dan ternyata diatas awan ada awan lagi. Dan dalam penerbangan ini seakan merbuktikan diatas langit ada langit. Aku merasa kagum dan takjub. Betapa besar ke Maha Kekuasaan Ida Sanghyang Widhi Wasa, menciptakan alam yang begitu indah, serta mengaturnya sesuai kehendah-Nya. Aku merasa sedikit kecewa karena tidak membawa kamera sehingga tidak dapat mengabadikan pemandangan yang luar biasa indahnya. Dalam batinku berkata mudah-mudahan ada kesempatan lagi sehingga dapat mengabadikan pemandangan indah dari dalam pesawat terbang.
Tidak terasa menikmati penerbangan ini yang berlangsung kurang lebih satu setengah jam, kamipun akhirnya tiba dan mendarat di Bandara Soekarno – Hatta dengan selamat. Kami keluar pesawat melalui lorong yang sudah disiapkan. Bagi yang penerbangan transit seperti yang kami lakukan karena akan ke Jambi maka kami melaporkan diri ditempat yang sudah ditentukan. Dan bagi yang memang sampai di Jakarta ada yang langsung keluar menuju areal parkir dan yang menitipkan barang di Bagasi pesawat menunggu ditempat pengambilan barang yang sudah disiapkan seperti ban berjalan. Diluar terminal penerbangan sudah menunggu banyak orang dengan kepentingannya masing-masing. Ada yang menjemput, ada yang menawarkan jasa angkutan dan sebagainya.
Demikianlah sedikit pengalamanku melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang. Dan semua tahapan-tahapan tersebut telah member pelajaran yang berarti sebagai bekal aku didalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
Astung kara.


1 komentar:

inovasi belajar mengatakan...

Selamat sdh pernah terbang naik pesawat. :D