18 Juni 2009

Penembak Misterius

Kejadian ini menarik untuk aku tuangkan dalam tulisan ketika aku membaca berita Koran di Harian Nusra pada hari Rabu, 11 Pebruari 2009 yang memuat berita tentang seorang ibu didaerah Melaya yang sedang menjemur pakaian tiba – tiba matanya berdarah yang mana setelah diperiksakan ke Rumah Sakit Umum Negara ternyata dalam luka tersebut bersarang pelor senapan angin yang ditembakkan oleh orang misterius. Dikatakan misterius karena baik si Ibu tersebut maupun suaminya tidak ada yang tahu ada orang yang bermain-main dengan senapan angin di sekitar tempat tersebut. Karena luka tersebut tidak bisa ditangani di RSU Negara akhirnya dirujuk ke BRSU Tabanan dan akhirnya dirujuk kembali ke RSUP Sanglah.

Berita tersebut mengingatkan aku pada kejadian yang aku alami beberapa hari yang lalu yaitu tepatnya pada hari Jum’at, 6 Pebruari 2009, dimana pada waktu itu iparku Nyoman Ardika yang bekerja di sebuah fila di Ubud mendapat tugas mengantarkan tamu ke Pulau Manjangan. Sekembali dari mengantar tamu ia mampir ke rumah. Dan aku yang ketika itu sedang bekerja di kantor dihubungi lewat Hp. Aku sih setengah tak percaya dia itu ada dirumah di Negara, sehingga aku coba memastikannya dengan menghubungi istriku yang kebetulan waktu itu sedang tidur siang sehingga pertanyaanku yang menanyakan Bli Nyoman Ardika ada dirumah tidak dimengerti dan akupun matikan Hp-ku. Ketika Bli Nyoman menghubungiku untuk kedua kalinya baru aku percaya dia benar-benar sudah ada di rumah, dan akhirnya akupun bergegas pulang dan kebetulan karena hari jum’at aku pulang lebih awal dari biasanya yaitu jam 15.00 Wita.
Ketika aku sampai dirumah, aku lihat Bli Nyoman sudah dibuatkan kopi oleh istriku dan sedang bersantai ria. Kami sempat kembali membicarakan perihal upacara ngantukan betara sri yang agak konyol juga aku rasa karena ditengah kesibukan upacara tersebut Bli Nyoman sempat-sempatnya menyaksikan/menontor sabungan ayam (tajen) dan meninggalkan ibuk dipura bersama Jro Mangku.
Menjelang kembali ke Denpasar, aku ajak Bli Nyoman makan di warung makan disebelah Pura Jagatnatha diikuti juga oleh anak-anak dan istriku. Itung-itung aku penuhi janjiku yang selama ini ingin mengajak anak-anak dan istriku untuk makan disana. Dengan kendaraan Suzuki AVP yang dibawa Bli Nyoman kami kelokasi makan.
Aku merasa bangga karena aku sempat mencoba mobil tersebut sehingga ada juga niatan suatu saat nanti kalau punya uang cukup aku akan membeli kendaraan seperti ini dan kebanggaanku juga karena aku sempat mempromosikan tempat makan tradisional yang murah namun memenuhi selera kita. Aku liat kayaknya makanan tersebut tidak mengecewakan.
Selesai makan, saat kami bincang-bincang seputar angan-angan yang harus kumunculkan sebagaimana petunjuk buku The Screet yang pernah dibaca Bli Nyoman, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang mengenai leherku dan terasa seperti ada orang usil yang mentet aku pakai ketapel mainan (perkiraanku ada temanku disekitar sana yang usil menggodaku). Aku tengok dibelakangku tidak ada siapa-siapa termasuk ketika aku lihat arah orang yang ngetapelku juga tidak ada siapa-siapa. Yang ada disana hanyalah bapak dagang makanan dengan temannya yang bermain bersama istri dan cucunya. Bingung juga aku dibuatnya dan ketika aku melihat kebawah ternyata ada sebuah pelor senapan angin tergeletak. Aku kaget jangan-jangan ada orang usil main senapan angin dan tidak disengaja nyasar ke leherku. Kembali aku mencoba mencari orang yang kemungkinan main senapan angin yang arahnya dari jalan raya atau Polsek Negara dan ternyata tidak juga ada orang yang pantas untuk dicurigai karena tidak ada orang. Kami semua bingung dan bertanya Tanya siapa gerangan yang melakukan semua ini. Ditengah kebingungan kami, aku tetap bersyukur karena pelor tersebut tidak bisa melukaiku. Hal ini kemungkinan karena jarak orang yang menembaknya cukup jauh atau kokangan senapan anginnya tidak terlalu kuat sehingga tidak bisa melukaiku, demikian analisaku.
Karena anak-anakku juga sudah selesai makan, setelah aku bayar semua yang kami makan, akhirnya kami bergegas pulang. Kepada bapak pengelola warung aku ceritakan juga kejadian yang aku alami dan sempat juga membuat ia kaget. Kejadian itu akhirnya berlalu begitu saja sepulang kami dari tempat tersebut dan tidak aku anggap istimewa namun akhirnya baru terasa istimewa setelah berita koran tentang korban tembak misterius di daerah Melaya, sehingga aku menduga jangan-jangan ini aksi terror yang dilakukan untuk membuat masyarakat resah.
Semoga aja tidak ada lagi korban sehingga masyarakat tidak perlu resah.


Tidak ada komentar: