Kitab suci menyatakan bahwa kehidupan tetap ada bahkan setelah kematian. Dan ini bukanlah sekedar slogan semata. Para waskita, para ahli yoga telah membuktikan kebenaran dari pernyataan ini. Mereka sanggup melihat dengan tajam, berbagai bentuk kehidupan yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Pengetahuan yang muncul dari investigasi kemampuan yoga seperti itu telah dilakukan oleh banyak para waskita. Mereka menyampaikan pengetahuan ini berdasarkan pengalaman mereka melalui penelitian spiritual. Karena itulah, kata-kata mereka adalah benar adanya.
Apa yang biasanya terjadi pada saat menjelang kematian ?
Seperti yang diamati oleh para peneliti kegaiban dengan mata kewaskitaan mengamati seorang yang sedang sekarat terlihat bahwa pada saat orang yang sedang meninggal dunia , pada detik itu kekuatan hidupnya yang disebut “prana” mengalir dari tangan-tangannya dan kaki-kakinya dan menggumpal kearah jantung. Bersamaan dengan itu akan dirasakan rasa dingin dan kekakuan yang semakin bertambah pada anggota-anggota tubuhnya.
( Dilihat dengan mata waskita, aliran kekuatan hidup “prana” itu kelihatannya berwarna kuning kemilau seperti emas),
Prana tadi bergerak dari jantung berjalan menuju ke ubun-ubun. Setelah itu, orang tersebut berada melayang diatas badan fisiknya dengan memakai badan halusnya (badan etheris). Tapi pada saat itu antara badan halus dan badan fisiknya masih terikat dengan suatu tali energy yang berwarna keperakan, yang membentang dari kepala badan wadag sampai kekepala badan halus. Tali energy ini sering disebut “sutratman”.
Selama tali ini belum putus, selama itu pula yang dianggap mati, dapat hidup kembali. Pada saat tali sutratman ini belum putus, arwah sesaat dapat kembali kedalam tubuhnya dan ketika membuka matanya kadang menyebut-nyebut orang lain yang sudah meninggal yang dapat ia lihat di alam arwah sewaktu ia terlepas dari badan fisiknya. Tetapi bila tali itu putus, orang itu akan tetap mati.
Begitu sutratman terputus, maka orang itu tidak sadar akan apa yang terjadi pada badan fisiknya. Pada detik terputusnya tali sutratman itulah yang disebut dalam keadaan mati.
Bagi orang yang masih hidup jika kebetulan sedang mendampingi orang yang sedang dalam proses kematian seperti itu, berbisiklah kepada orang yang sedang sekarat itu agar melepaskan semua kenangan masa lalu, melepaskan segala ikatan dan bisikkan dengan penuh cinta kasih untuk menyongsong kehidupan cahaya baru.
Karena itu diminta kepada keluarganya atau siapapun yang mendampingi pada saat proses kematian itu, agar jangan mengganggu peristiwa itu dengan tangis, perasaan sedih atau pikiran tidak baik yang sejenisnya. Karena hal itu akan mengganggu kesempatan yang baik bagi si mati untuk menempuh keadaan yang aman dan tentram.
Dengan demikian, pada proses awal dari kematian, badan etheris akan terlepas sepenuhnya dari badan jasmani.
Kadang-kadang tidak lama setelah mati, badan etheris itu tampak kelihatan oleh handai taulannya tidak jauh dari mayatnya. Tentunya badan etheris itu tidak punya banyak kesadaraan dan tidak akan bicara atau berbuat sesuatu. Badan etheris ini sering dikenal sebagai hantu kuburan, karena melayang-layang diatas makam tempat badan fisiknya terkubur. Badan etheris biasanya tampak berwarna keunguan. Lambat laun badan etheris ini juga akan hancur seperti juga halnya badan fisik.
Disinilah salah satu alasan mengapa kremasi (pembakaran mayat) lebih dianjurkan dari pada penguburan sebagai cara pengembalian badan fisik dan etheris keasalnya dengan lebih cepat.
Ketika seseorang keluar dari badan fisiknya, hal yang segera disadarinya ialah kebebasan, rasa ringan dan perasaan terapung. Tidak ada yang perlu ditakuti tentang keluarnya ia dari badan fisiknya. Biasanya sangat jelas terlihat bahwa wujud orang yang hamper mati menjadi tenang dan sering kali tersenyum dan kadang-kadang seperti ada suatu cahaya.
Biasanya, selama periode pelepasan badan etheris ini, terjadi suatu pandangan kembali secara cepat dari semua kejadian yang telah dialami selama kehidupan yang telah ia jalani. Pengulangan secara cepat dari jalannya hidup sekarang, seolah-olah merupakan rekaman riwayat hidup yang merekam semua hubungan-hubungan dan peristiwa-peristiwa yang dialami, semua ini merupakan babak terakhir dari suatu proses yang telah bekerja sepanjang seluruh hidupnya. Dan mereka yang meninggal akan mengerti bahwa ia tidak bisa berkomunikasi dengan kawan atau keluarganya di alam fisik. Ia sadar bahwa kini ia menggunakan badan halus dan tidak mungkin bisa melanjutkan hubungan dengan dunia fisik dan penduduknya.
Pengalaman ini biasanya membingungkan, dan dari dalam dirinya muncul harapan untuk mendapatkan perhatian dan pertolongan. Dan pada saat itu biasanya sanak keluarga dan teman-teman yang sudah terlebih dulu memasuki alam-alam halus akan datang menolong. Karena hubungan cinta kasih, mereka itu akan hadir untuk menyambut kedatangannya dialam halus. Misalnya, seseorang waktu hidupnya adalah orang yang sangat taat dan berbakti, dan oleh karena itu guru yang mulia kepada siapa ia telah tujukan aspirasi-aspirasinya akan hadir dalam bentuknya yang dimuliakan untuk membantu orang tadi menuju keatas. Atau bila tidak ada sahabat atau sanak keluarga yang datang maka ia akan disambut oleh salah seorang”penolong gaib” yang bertugas menyambut pendatang baru. Mereka menyambut dan menjelaskan perubahan yang terjadi dan membantu pendatang baru menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Seluruh pengalaman merupakan pengalaman menengadah, melangkah keatas, bergerak maju keluar dari kehidupan duniawi yang kini berakhir.
Biasanya setelah kematian, si individu berdiri disamping badan fisiknya, sambil mengalami masa kesadaran sepenuhnya yang singkat dan terang dan perasaan lega dan bebas mengenai peristiwa tersebut.
Situasinya adalah sama seperti bila anda menghayal bahwa anda sedang menghadapi kematian diatas ranjang dengan penuh rasa sakit. Kemudian secara tiba-tiba anda menjadi sadar bahwa anda bukan saja tidak berada di tempat tidur tersebut, tetapi pada waktu yang sama berada ditempat lain, entah dimana, sambil melayang-layang dengan gembira melintasi padang rumput hijau disuatu dataran tinggi dipegunungan.
Katakan saja pada suatu petang hari dalam musim kemarau, dimana cahaya matahari yang hangat dan angin yang sepoi-sepoi basah yang harum membelai-belai anda yang membuat seluruh diri anda menggetar dalam keindahan ekstasi, penuh warna-warni dan keserasian dan dengan berkhayal saja anda dapat memenuhi setiap keperluan anda . selain itu disini anda berjumpa dengan teman-teman lama yang telah terlebih dulu meninggalkan kehidupan fisik sejak waktu yang amat lampau.
Dan barangkali anda juga akan sangat berbahagia mengalami hal-hal lain yang lebih bersifat mulia lagi. Mungkin akan wajar saja dorongan kemajuan anda yang paling besar ialah untuk mengekspresikan keluar dari dalam diri anda yang paling dalam daya-daya kekuatan kreatif dari kehendak ketuhanan dan cinta kasih universal untuk menyucikan dan membersihkan semua yang bersifat mementingkan diri sendiri dan bersifat kejam, agar supaya anda dapat memasuki, makin lama makin jauh kedalam, alam-alam yang lebih mulia dan hidup batiniah sang jiwa.
(Dirangkum dari buku Alam “Kehidupan Sesudah Mati” oleh Gede Kamajaya).
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar